Megawati Adhitama Putri

Ketika kegembiraanku menghampiriku Berdebar-debar selalu hatiku Dan Tersenyum pipiku Ketika aku bersama dengan kegembiraanku Tidak ada seorang pun yang tahu Hanya kita berdua Ketika aku dengan kegembiraanku Seperti hilang semua beban Ia sangat memperhatikanku dan sangat mengerti apa mauku Dan ia pun mau menerimaku apa adanya Ketika kegembiraanku memelukku Aku merasa sangat nyaman Dan penuh kasih sayang Ketika kegembiraanku menciumku Aku merasa telah jatuh cinta padanya lagi Namun perlahan kegembiraanku menghilang Ia menyadari bahwa tak mungkin ia terus bersamaku Karena bersamaku mungkin adalah sesuatu yang mustahil Hatiku remuk melihat kegembiraanku pergi Tapi ia tidak ingin melihat aku terus menangis Ia hanya berpesan "raihlah kegembiraanmu yang lain Dan lanjutkan hidupmu"

Kadang terlalu dekat dengan seseorang itu menyenangkan Kadang juga membuat kita merasa nyaman Dan tak jarang pula menimbulkan banyak pertanyaan di benak orang lain Tapi terkadang kedekatan lah yang membuat kita menjauh

Kau yang menyalakan api Dan aku yang menyundut api itu dengan sumbu hingga terbakar Namun, api itu kini sudah padam Tersapu angin yang tiba2 saja lewat Tapi tidak dengan sumbunya Ia masih tetap menyala Membakar tubuhnya sendiri Entah butuh waktu berapa lama Karena ia terlalu kuat Angin saja tidak mampu memadamkannya Hingga suatu saat turunlah hujan yang membasahi sumbu itu dan membuat api itu mati Bak bijih perasaan yang ditanamkan seseorang di hati seseorang Perlahan tumbuh membentuk tunas, batang, daun, lalu bunganya Tapi kemudian dia mati Karena tak pernah lagi disirami kasih sayang oleh seseorang yang menanamnya Mungkin seperti itulah cintanya Menyala di awal Padam di akhir

Mungkin memang bukan takdirnya Ketika harapan seperti air yang menguap Menghilang di udara Begitupun ketika kau tahu Bahwa kenyataan tidak selalu indah Tapi mungkin yang terbaik Hidup bagaikan sebuah perjalanan Jalan lurus, berbelok, tikungan, bebatuan, bahkan lumpur yang membuat kita terjebak  Semua memang harus dilewati Jikalau kau tak ingin diam di tempat dan mati kedinginan Ketika yang kau inginkan Bukanlah yang kau harapkan Itu akan membuat air matamu membanjiri pipi mulusmu Tapi itu akan membuatmu kuat Yakinlah ..

Pernah kah kalian tersenyum sendiri? Membayangkan momen yang membahagiakan  atau momen perbuatan konyol kalian Sebuah senyuman memiliki banyak arti Senyum bahagia Senyum menahan tawa atau Senyum untuk menutupi kesedihan Tapi sanggupkah kalian untuk tersenyum saat melihat kebahagiaan yang menusuk hati ?

Ada yang datang Ada yang pergi Ada yang penuh keyakinan Dan ada pula yang ragu Tapi hanya satu Yang akan tetap tinggal Dia yang memang sudah ditakdirkan Untuk datang dan bersamamu selamanya

Terlalu dini menyatakan sebuah cinta Bisa jadi itu hanya sebuah ilusi dari sekelebat pandangan mata Mengapa tak coba kau bawa cinta itu diam-diam lebih lama Sehingga kau akan tahu, cinta itu tulus atau bukan?

Dua insan manusia tengah memadu kasih Di kedinginan malam dan kehangatan pelukan Tidak peduli pada yang ada BAk sepasang kekasih yang sudah lama tidak berjumpa Antara nafsu dan kasih sayang Mereka saling berucap "Aku menyayangimu" Malam yang penuh cinta Tanpa ragu mereka bersuka cita Bukankah cinta harus dilandasi kejujuran ? (to be continued)

dan wajahmu, cermin diantara Kepastian dan Keraguan ..

Di hari itu Ada sebuah pertemuan Entah yang ke berapa kali Tapi itu adalah permulaan Pertemuan dua kawan yang sudah lama tidak bersua Menyenangkan (Mungkin) bagi keduanya Banyak cerita menghiasi pertemuan kala itu Tentang kehidupan masing-masing Dinginnya udara malam terselimuti hangatnya pertemuan Entah mengapa Tapi terasa sangat nyaman Tanpa barrier yang menjadi pemisah keterbukaan Karena ini adalah permulaan

Kasih sayang hanyalah sebuah ilusi Pilihan itu adalah pasti Kenyataan akan terjadi pada setiap umat yang menjalani kehidupan Aku bukanlah siapa-siapa Namun, kasih sayangmu yang menjadikan aku seorang paling terkasih di muka bumi ini Hingga suatu ketika badai itu tiba Mengoyak kehidupan dua insan Dia yang datang memberi pengharapan dan juga keraguan Lenyap sudah Menyisakan kenangan

Rasa ini terlalu berat Bukan aku yang memulai Tapi Kamu Berpuluh kali mengingkari Namun aku percaya Rasa itu ada di dirimu Waktu mungkin tidak berkata sekarang Mungkin juga tidak di esok hari Jika memang takdir Semesta pun akan menyambut Jikalau takdir tidak berpihak Cukuplah waktu yang menjadi saksi Tentang kebersamaan kita